"Ada orang kena rompak. Dia ditinggalkan sendirian dalam keadaan tidak sedarkan diri. Aku jatuh kesihan melihat keadaannya. Haruskah aku menolongnya? Dia bukan sebangsaku". Semua orang senang saja untuk luahkan kata kesihan kepada orang yang malang, tetapi siapakah di antaranya yang kesihan dan betul-betul sanggup mau menolong?
Apakah anda suka keadaan yang dalam kesulitan? Sebenarnya menolong mendatangkan sukacita, orang yang ditolongpun merasa senang. Ketika saya mengajar di gereja anak, ada beberapa anak datang membawa kasutnya minta supaya saya tolong dia pakaikan kasutnya. Bagi saya anak-anak itu patut ditolong sebab sememangnya mereka pandai membuka kasutnya tetapi tidak mampu memakainya kembali.
Kadang-kadang kita terlalu sibuk sehingga tiada masa menolong orang yang memerlukan. Reaksi kebanyakan orang ketika situasi sebegini mungkin:
- Cepat-cepat sembunyi dan pura-pura tidak tahu
- Takut kotor atau buang masa saya
- Saya tidak kenal dia apalagi kalau melibatkan rawatan ke hospital
- Nanti sendiri pula dirompak.
Seseorang melalui jalan tersebut dan simalang bukan sebangsanya. Tetapi dia sedia untuk menolong. mengapa dia baik kepada orang yang tidak dikenalnya? Kerana orang yang malang itu perlu ditolong. Jangan fikir apa-apa kalau mau menolong.
- Lihatlah keperluan simalang
- Beri perhatian dan kasih
- Pengorbanan - kadang-kadang melibatkan masa, tenaga dan kewangan.
Ada orang takut hadapi risiko kerugian. Saya tidak patut bertanggungjawab dan terlibat dengan hal orang lain. Ada juga yang berprinsip: "Yang penting saya tidak masuk campur hal orang lain".
Hanya orang yang tidak pernah mengenal kebaikan Allah saja yang tidak mau menolong orang malang. Jika kita mengenal kebaikan Allah, kebaikan Allah itu akan kita salurkan kepada simalang. Manakala simalang pula akan melihat kebaikan Allah dalam kita.
No comments:
Post a Comment